Metro, Januari 2024 – Menghadapi potensi meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selama musim penghujan, Dinas Kesehatan Kota Metro telah mengambil langkah proaktif melalui serangkaian program yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Langkah ini tertuang dalam surat edaran resmi yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro, Dr. Eko Hendro Saputra, ST., M.Kes, yang menekankan pentingnya kewaspadaan dini terhadap penyakit ini.
Kegiatan ini akan dilaksanakan di seluruh Kota Metro, bertempat jadwal hari ini di sekolah SMANO wilayah kerja UPTD Puskesmas Tejo Agung kegiatan ini di hadiri Plt. Kepala Puskesmas Tejo Agung Opsi Okta Handayani,S.ST.,M.Kes ,Selasa,14 Januari 2025.

Dalam upaya pemberantasan DBD, beberapa program unggulan diluncurkan, di antaranya adalah Gerakan Lingkungan Bersih dan Sehat (GELIAT), Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J), dan pelibatan aktif sekolah-sekolah untuk pengawasan rutin. Program ini bertujuan memutus siklus hidup nyamuk Aedes aegypti, penyebab utama penyebaran DBD, dengan mengurangi genangan air dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Dr. Eko Hendro Saputra yang hal ini diwakili Bdn. Diah Meirawati, SKM., M.Kes, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat , menyampaikan dalam wawancara eksklusif bahwa langkah ini merupakan solusi yang tepat sasaran, namun memerlukan partisipasi aktif dari semua pihak.
Menurut Diah Meirawati, “Program seperti GELIAT dan G1R1J adalah pendekatan yang inovatif, tetapi keberhasilannya sangat bergantung pada konsistensi masyarakat dalam menjalankan langkah-langkah preventif.” Ia juga menyoroti pentingnya edukasi berkelanjutan untuk memperkuat pemahaman masyarakat tentang bahaya genangan air sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk.

Selain itu, pemberdayaan Juru Pantau Jentik (Jumantik) di setiap rumah dinilai sebagai langkah strategis untuk memonitor langsung keberadaan jentik nyamuk. “Ketika setiap keluarga memiliki tanggung jawab dalam menjaga kebersihan lingkungan rumah, potensi wabah DBD dapat ditekan secara signifikan,” tambahnya.

Menyikapi ancaman meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim penghujan, Dinas Kesehatan Kota Metro melalui Promosi Kesehatan (Promkes) telah mengambil langkah proaktif. Salah satu upaya nyata adalah edukasi langsung ke sekolah-sekolah, di mana siswa diajak untuk memahami pentingnya pencegahan DBD dengan pendekatan 3M Plus.
Bdn. Diah Meirawati, SKM., M.Kes, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, menjelaskan, “Nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD, memiliki kebiasaan menggigit di waktu pagi dan sore hari. Oleh karena itu, sangat penting bagi anak-anak sekolah untuk melindungi diri mereka dengan cara yang sederhana namun efektif, yaitu 3M Plus.”
Apa Itu 3M Plus?
• Menguras: Membersihkan dan menyikat tempat penampungan air, seperti bak mandi atau ember, secara rutin untuk mencegah jentik nyamuk berkembang biak.
• Menutup: Menutup rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak bisa masuk dan bertelur.
• Mendaur ulang: Memanfaatkan kembali barang bekas seperti botol atau kaleng yang berpotensi menjadi tempat genangan air.
Plus-nya, siswa juga diajak untuk menggunakan lotion anti nyamuk sebagai perlindungan tambahan selama berada di sekolah, terutama pada pagi hari saat jam belajar dimulai dan sore hari saat aktivitas sekolah berakhir.
Bdn. Diah Meirawati menambahkan, “Dengan langkah sederhana seperti 3M Plus, kita dapat menekan risiko DBD secara signifikan. Anak-anak sekolah memiliki peran penting sebagai agen perubahan yang dapat mengajak keluarga mereka untuk melakukan hal yang sama di rumah.”
Dalam kegiatan ini, petugas Promkes tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung tentang cara melakukan 3M di lingkungan sekolah. Siswa diajak untuk:
• Membersihkan genangan air di sekitar sekolah,
• Mengenali tempat-tempat yang sering menjadi sarang nyamuk.
• Mempelajari cara aman dan efektif menggunakan lotion anti nyamuk.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, Dinas Kesehatan juga memanfaatkan media sosial seperti Facebook, Instagram, Tiktok, dan YouTube sebagai alat edukasi. Pesan-pesan preventif dan informasi tentang penanganan DBD disampaikan secara kreatif agar dapat menjangkau generasi muda dan masyarakat umum.

Bdn. Diah Meirawati menekankan pentingnya pendekatan ini, “Media sosial adalah alat yang sangat efektif dalam membangun kesadaran publik. Namun, pesan yang disampaikan harus mudah dipahami dan relevan agar masyarakat benar-benar tergerak untuk bertindak.”
Kolaborasi menjadi kunci sukses program ini. Kepala keluarga, institusi pendidikan, dan kelompok kerja di tingkat kecamatan dan kelurahan diharapkan aktif menjalankan tugas mereka. Dalam wawancara, Bdn. Diah Meirawati juga mengapresiasi pengaktifan kembali Kelompok Kerja Operasional (Pokjanal) DBD Kecamatan sebagai bentuk sinergi yang melibatkan pemerintah dan masyarakat.
Dengan program yang terstruktur dan didukung oleh kolaborasi berbagai pihak, upaya Dinas Kesehatan Kota Metro diharapkan mampu mengurangi kasus DBD selama musim penghujan. Namun, seperti yang diungkapkan oleh Bdn. Diah Meirawati, “Perubahan nyata hanya dapat terjadi jika setiap individu berperan aktif, karena tanggung jawab kesehatan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama.”
Kontributor Liputan : Promkes Dinkes Metro_Eci Lindasari