Menjadi Kader Bukan Sekadar Tugas, Tapi Cahaya di Lingkungan
Kadang, menjadi kader itu terasa sederhana datang ke posyandu, menimbang balita, mencatat buku KIA, mengingatkan ibu hamil agar periksa.
Namun, di balik kesederhanaan itu, ada cahaya yang tak semua orang bisa lihat.

Cahaya itu lahir dari hati yang tulus, dari langkah yang selalu hadir di tengah warga.
Bukan karena disuruh, tapi karena peduli.
Bukan karena ingin pujian, tapi karena ingin lingkungan sehat dan bahagia.
Menjadi kader bukan soal seragam atau jadwal kegiatan.
Ini tentang menjadi penjaga kehidupan kecil bayi yang tumbuh sehat, ibu yang kuat, keluarga yang sadar akan pentingnya kesehatan.
Tentang menjadi sahabat di tengah masyarakat, yang selalu siap mendengar, menenangkan, dan menuntun.

Kadang, kerja kader tak terdengar.
Tak ada sorotan kamera, tak banyak ucapan terima kasih.
Tapi percayalah setiap senyum balita, setiap warga yang sembuh, setiap ibu yang merasa didampingi…
Semua itu adalah pahala yang abadi, tanda bahwa cahaya kecilmu menerangi banyak hati.
Karena menjadi kader bukan sekadar tugas.
Itu panggilan jiwa.
Dan setiap panggilan yang dijawab dengan cinta akan selalu membawa terang bagi sekelilingnya.
Karya: Eci Lindasari — “Menjadi Kader Bukan Sekadar Tugas, Tapi Cahaya di Lingkungan”

